Sabtu, 20 Juni 2020

OFF - SEASON FARMING



Halo....Lama tak Jumpa

Sebenarnya Tulisan ini sudah lama di draft... cuma belum sempat aja di post..
Kemarin admin yang satu ngomong kalo part ini belum selesai... maklumlah dia kan yang nulis hehehe
Oh ya Tapi menurutku selesai ato belum kayanya tulisan ini sudah memberikan informasi buat kita....
kalo misalnya ada kata yang tidak berkenan.. jangan keluarkan kartu kuning ya..  soalnya tidak melalui editor ... tapi kalo kartu merah boleh kok... hehehe
Salam sehat...

Sama dengan tulisan sebelumnya, tulisan ini tidak memuat hal yang baru tapi ingin sekedar mengulas mengenai bertanam diluar musim, semoga bisa membuat kopi anda lebih terasa.. 

Kita tau kalo Indonesia memiliki iklim yang beragam dengan musim-musimnya. Iklim/cuaca sangat mempengaruhi sistem produksi tanaman khususnya buah-buahan musiman. Dengan adanya teknologi off-season farming dapat menjadi solusi jika diterapkan secara bijak dan jangan sampai menyakiti tanaman itu sendiri kan kasian hehe...

Teknologi “memunculkan” buah di luar musim, disebut teknologi off-season. Tujuan teknologi ini ada dua yaitu, pertama adalah murni motif ekonomi yang ditujukan untuk menaikkan harga (fluktuasi harga) komoditas buah-buahan jauh lebih tinggi dibandingkan ketika dalam mu­simnya –on season. Tujuan kedua lebih idealis, pada aplikasi kebijakan peme­nuhan pangan buah-buahan masyarakat agar tersedia sepanjang tahun. Menurut artikel yang saya baca komoditas buah-buahan yang sudah teruji berhasil dalam penerapan teknologi off-season adalah: lengkeng, durian, mangga, apel, jeruk dan jambu air dan ini di negara Thailand sudah diterapkan mereka selangkah lebih maju dari petani-petani kita dengan dukungan departemen pertanian dan perkebunan setempat.Uhhh Gak heran durian montong asal thailand tersedia sepanjang tahun di pasar Indonesia hehe...

Untuk motif ekonomi, off-season dilakukan ber­kaitan erat dengan karakteris­tik produk komoditas agribisnis yang berbeda dengan komoditas lainnya. Produk agri­bisnis mudah sekali rusak, mempunyai massa besar, memerlukan tempat luas untuk gudang dan transpor, hasil pro­duknya beragam/multi grade. Dimana jika sedang panen raya  (on-season), buah-buah seperti tidak ada harganya, terjual dengan harga sangat murah. Sedang jika tidak sedang musim, buah dengan kualitas dan kuantitas yang sama dijual dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal. Contoh konkretnya ada pada komoditas mangga, jeruk dan durian.

Fenomena menarik ini berhu­bungan dengan Penjaminan Mutu Pangan (Food Safety), terjadi dalam bisnis buah-buahan. Dengan buah bisa dibu­ahkan sepanjang musim, maka keterse­diaan buah akan merata sepanjang tahun dengan jumlah yang cukup. Sehingga konsumen tetap memperoleh buah ber­mutu baik dengan harga wajar.

Bagi orang yang sudah mengetahui teknologi off-season, hal ini merupakan peluang bisnis yang sangat menarik. Namun seringkali untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya teknologi ini tidak diterapkan dengan bijak, apalagi jika yang menerapkan rantai pasar yang panjang yang tidak menguntungkan pada pihak petani.

Rabu, 13 Februari 2019

NYANYIAN DESA 2

Ternyata sudah setahun kepergian perempuanku....
waktu berlalu begitu cepat.....
tanpa saya sadari,  setahun pula saya bangun lebih pagi untuk membuat kopi pahit dan sarapan pagiku sendiri...
padahal....... dulu setelah bangun pagi semuanya sudah siap di meja dapur sebelum saya berangkat ke kebunku....

Udara terasa sejuk.....
suara burung terdengar sangat indah....
bergegaslah saya berangkat ke kebunku... 
seperti biasa, tak lupa saya menyapa tetangga rumahku yang lagi menikmati kopi buatan istrinya di samping kolam ikan lele yang kami buat kemarin...

"manasumoraka?" ........ "yo... manasumo.. ta lendu' opa".......... "yo... kurre sumanga'"...........

istrinya adalah seorang guru honor  di satu-satunya sekolah dasar yang ada dikampungku sedangkan suaminya adalah seorang pekebun sama dengan saya... mereka memiliki 3 orang anak dimana anak yang pertama berumur 6 tahun dan sudah duduk dibangku SD tempat ibunya mengajar....sedangkan adik-adiknya masih tergolong balita yang setiap hari harus mengikuti ibunya mengajar karena ayahnya sibuk mengurus kebunnnya...

saya pun melanjutkan perjalananku.....

di sela-sela pohon bambu  matahari mulai menyapa seakan mengajak untuk mempercepat langkahku...
napasku mulai terengah.....
tapi apa boleh buat.... hari ini ada musrembang yang diadakan di kantor desa jam 10 pagi...
sehingga saya harus ke kebun lebih cepat dibanding hari-hari sebelumnya.

jam menunjukan pukul 6.58 wita... akhirnya saya sudah sampai di kebun kakao yang ku tanam  3 tahun lalu bersama almarhum istriku ...
saya mulai memangkas cabang-cabangnya supaya penyinarannya lebih bagus...
mudah-mudahan... kakao saya akan panen pertengahan tahun ini...

tak terasa, sekarang sudah jam 9.10 wita... saya harus mengikuti musrembang desa....
aduh...saya hampir terlambat...
ternyata....tetanggaku yang tadi....sudah lebih dulu disana bersama warga kampung lainnya.... dan untung saya masih mendapatkan kursi dibagian tengah...karena kursi bagian depan ditempati oleh mereka yang disegani di dalam kampung yang kebetulan rumahnya lebih besar dari warga lainnya dan kursi bagian belakang ditempati oleh para ibu-ibu....

"loh kok... yang didengar pendapatnya cuma satu orang saja ya"... bisik para ibu-ibu di belakang.....
ku respon saja  "ibu' juga harus ngomong dong... sapa tau saran ibu bisa jadi solusi buat kampung kita ini"........ kemudian salah seorang ibu yang memakai baju biru menjawab " tidak guna pak,,, suara perempuan mana didengar,,, lagian masih banyak bapak-bapak juga diam aja kok,,, mana mungkin kami ngomong duluan" .... saya pun diam.....

Pukul 13.20 musrembang desa selesai...
semua berjalan dengan aman....
bersama tetanggaku tadi.. kamipun bergegas kembali kerumah....

sesampainya dirumah, saya melanjutkan pekerjaan yang masih belum selesai....
....anak tangga rumah saya mulai rapuh dan harus diganti....

tiba-tiba terdengar tangisan anak tetanggaku tadi...
ibunya yang sedang menyapu langsung berlari menggendong anaknya untuk menenangkannya....
syukurlah tangisannya berhenti....





NANIANMELONA...






Sabtu, 04 November 2017

JUNI DIBULAN NOVEMBER

 02 November 2017, kali pertama bertemu dengannya. Akhirnya setelah menjalani LDR (Long Distance Relationship)  kami di pertemukan oleh waktu. Sangat bersyukur, kami dapat saling melepaskan rindu yang telah ditanggung berapa bulan lamanya. Sangat bersyukur, dapat menggenggam tangannya, bersandar pada bahunya. Yang paling aku syukuri adalah dia dapat menerimaku apa adanya, sebagaimana aku menerimanya.

Menjalani sebuah hubungan jarak jauh tentu bukan perkara mudah. Butuh pemahaman lebih.

"Oh Tuhan, aku ingin dia disampingku sekarang!" Kerinduan! Duh, aku selalu rindu.  Saat berjauhan dengan seseorang yang terpisah dengan pulau. Bukan! Tidak hanya kerinduan, kekhawatiran pun kerap menghantui.

Aku memang merasa lebih sreg mendengar langsung suaranya ketimbang chatting atau pesan singkat. Aku jadi lebih bisa menyampaikan maksud dengan jelas. Mendeteksi perubahan emosi dari perbedaan tekanan suara dan juga mendapat tanggapan lebih cepat. Jika hanya chatting atau pesan pendek, manusiawi jika kemungkinan salah paham karena penulisan pesan dan pesan yang dibuat terasa pendek.

Bisa dikatakan, jarak yang jauh bisa membuat kita menjadi lebih sentimentil dan sensitif. Pilihan koneksi internet yang masih relatif lambat dan sinyal provider di handphone yang hilang timbul bisa menjadi kendala. Lalu jika salah satu dari kita seharian tidak online, yang lain menjadi "blingsatan" dan menjadi paranoid sendiri, khawatir telah terjadi sesuatu yang buruk.

Aku berharap dia disana baik-baik saja, selalu baik.





Hai Illong Katambi....
Sesungguhnya saat yang paling bahagia adalah ketika rindu terbalaskan...
dirindukan oleh kekasih hati yang selalu di hati...
Pertemuan di bulan nopember kemarin adalah bukti dimana alam semesta bekerja sama untuk mempertemukan kita...

Tak terasa pertemuan pertama telah usai...
namun rindu yang ditinggalkan semakin dalam...
dan keinginan untuk pertemuan selanjutnya semakin besar dan tak tertahankan

cinta memang membutuhkan pengorbanan dan cinta memang sesuatu yang mempunyai kekuatan sangat luar biasa...
seperti pepatah..

NOTHING IN THE NATURE LIVE FOR IT SELF

RIVERS DONT DRINK THEIR OWN WATER
TREES DONT EAT THEIR OWN FRUITS
THE SUN DOESNT SHINE FOR IT SELF


LIVING FOR EACH OTHER IS THE RULE  OF NATURE



AND I CALLED IT LOVE

berbicara tentang cinta...
saya mempunyai sebuah cerita yang menggambarkan apa itu cinta

seorang petani tua menanam dipekarangan rumahnya...
luas pekarangannya tidak besar.. kira-kira 7 meter persegi...
tanaman yang ditanamnya pun hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, seperti; cabe, tomat, daun bawang, selada, dan sayur mayur...
beliau merawatnya dengan penuh cinta kasih, tentu saja perawatan cinta kasih yang dilakukan petani tua ini adalah perawatan dengan budidaya organik dan hasilnya pun bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya,,, sehingga beliau tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan dapur..

Cinta kasih petani tua ini tercermin dari budidaya tanaman pekarangannya yang organik. Yaitu cinta terhadap anggota keluarganya dengan menyajikan makanan sehat yang bebas residu kimia dan cinta kepada alam dengan tidak merusak kondisi tanah.... pemanfaatan pekarangan rumah tangga petani tua ini sendiri merupakan wujud dari cintanya terhadap keluarga karena dengan penghematan seperti ini maka beliau bisa memanfaatkan pengeluaran yang seharusnya pada pemenuhan kebutuhan dapur bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.

mari berhitung.....
misalnya saja setiap hari kita memasak 2 kali... dan setiap kali masak kita mengeluarkan dana sebesar Rp. 15.000 untuk kebutuhan bumbu dapur... sehingga setiap harinya pengeluaran untuk kebutuhan dapur sebesar Rp. 30.000. Jika kita menghitungnya untuk setiap bulan maka pengeluaran untuk kebutuhan dapur adalah Rp. 900.000 dan itu kalau memasaknya cuma 2 kali loh... dan hanya 15 ribuan lohh...
jadi mari kita menghitung jumlah pengeluaran untuk kebutuhan dapur kita masing-masing...

nah masalahnya banyak dari kita yang lahan untuk parkir motor saja gak ada...
namun untuk menanam kebutuhan-kebutuhan dapur juga bisa secara hidroponik kok...
selain itu kita bisa juga menanam tanaman obat rumah tangga... ya kan Illong katambi.. hehehehe

ya... itulah perumpamaan cinta dari saya... hahahaha











 

Jumat, 03 November 2017

ORGANIC FOOD MARKETING


Salam dari penulis
Illong Katambi...

Halooo bloggers, ini kali ketiga saya menulis tentang pertanian setelah artikel revolusi pertanian dan Juni di bulan November. Menulis tentang pertanian ini susah-susah gampang, gampangnya karena pertanian adalah sektor riil yang setiap kita menoleh produknya selalu ada. Susahnya, ya karena menulis tentang pertanian sifatnya eksploratif (hanya luaran) saja. Cuap - cuapan solusi  seakan pupus dan menguap di udara begitu berhadapan dengan tembok kokoh bernama "kebijakan" ini itu . Sejalan dengan itu, tulisan ini sifatnya untuk mere-fresh ingatan saja, karena  tidak ada hal baru yang dimunculkan disini hehe.  Dimulai dari pesatnya perkembangan pertanian organik di Indonesia dewasa ini sebagai salah satu pertanda positif bahwa pertanian organik mulai mendapat respon positif masyarakat, baik produsen maupun konsumen. Namun di lain sisi, kendala pengembangan pertanian organik di Indonesia juga masih besar, bahkan mungkin porsinya lebih besar dibandingkan laju perkembangannya. 

Secara substansi pertanian organik bukanlah barang baru. Sebelum ditemukan pupuk dan obat-obatan kimia sintetis, bisa dikatakan semua kegiatan produksi pertanian merupakan pertanian organik.

Perkembangan pertanian organik di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan pertanian organik dunia, bahkan dapat dikatakan sebagai starter factor bagi gerakan pertanian organik lokal. Ini adalah karena tingginya permintaan produk organik di negara-negara maju. Saya masih  ingat  artikel yang di berikan oleh dosen saya pada matakuliah pengantar ilmu pertanian (PIP) semester awal yang di tulis oleh  Prof. Ulrich Hamm dan Johannees Michelsen, PhD, yang judulnya “Analysis of The Organic Food Market in Europe”, artikel ini aslinya berbahasa inggris. Dalam artikel ini yang menyebutkan tingginya permintaan produk organik di negara-negara maju antara lain dipicu oleh 7 (tujuh) faktor sebagai berikut :

1. Menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat,
2. dukungan pasar konvensional (supermarket menyerap 50% produk pertanian organik),
3. dukungan industri pengolahan pangan,
4. dukungan kebijakan pemerintah nasional,
5. adanya label generik,
6. adanya harga premium di tingkat konsumen,
7. adanya kampanye nasional pertanian organik secara gencar. 

nah dari ke-7 faktor diatas menyatakan bahwa edukasi tentang manfaat organik terhadap konsumen sangat menentukan kesadaran konsumen untuk mengkonsumsi produk yang berkualitas sehingga meningkatkan permintaan pasar terhadap produk organik...
Banyak cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi produk organik antara lain melalui selebaran-selebaran, seminar, talk show, dll

pertanyaannya.....
Sekarang pemerintah menggebu-gebu mewacanakan tentang pertanian organik namun edukasi tentang manfaat produk organik belum sampai ke konsumen...
padahal pemerintah bisa saja memanfaatkan stasiun TV atau Radio untuk melakukan hal tersebut...
sebagian besar masyarakat indonesia menghabiskan waktunya di depan TV loh atau mendengar Radio...
kenapa ya????

Pada tulisan sebelumnya sebelumnya Saya menekankan bahwa Produk organik adalah salah satu bentuk dari tindakan kasih terhadap sesama manusia,,
Bukankah kita harus saling mengasihi....
seperti yang tertera dalam hukum kasih....

salama'




Rabu, 18 Oktober 2017

NYANYIAN DARI DESA

Kulihat embun pagi membasahi tanaman cabeku dari halaman depan rumahku tempat biasa aku seruput kopi pahit buatan kekasihku yang menjadi rutinitasku setiap pagi, tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seseorang dengan tentengan tas besar di tangan kirinya datang kearahku, ternyata dia adalah sahabatku semasa kuliah dulu, kami sama-sama menuntut ilmu di perguruan tinggi yang sama namun berada di fakultas yang berbeda, dan langsung ku peluk erat sahabatku itu. Sudah 7 tahun kami tak bertemu, setelah selesai kuliah dia langsung terbang ke Papua sana untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai kontraktor. Semasa kuliah dulu.. dia adalah anak yang sangat  pemalas, bangunnya kesorean karena tidurnya kepagian, tidak pernah cuci piring, apalagi cuci baju, entah kenapa dia bisa mendapat ijazah S1 nya. 7 tahun tak bertemu namun kabarnya tak pernah hilang, sekarang kalau mengingini sesuatu dia bisa mendapatkannya sehingga saya berpikir kalau IPK yang anjlok dan kebiasaan yang buruk saat kuliah bukanlah penghalang untuk menjadi sukses, tentu saja sukses yang kumaksud adalah punya banyak uang.

langsung ku ambil kursi kayu yang kubuat minggu lalu agar dia bisa menemaniku seruput kopi yang tinggal setengah gelas ini dan ya... sebuah kopi lagi dari dapur buat tamu istimewaku. ku tanya pun kabarnya dan anak istrinya yang tak sempat menemaninya saat berkunjung ke gubukku untuk membuka percakapan, namun dibenakku tak sabar aku untuk bernostalgia dengan dia, kehidupan dimasa lalu memang sangat indah dikenang apalagi dengan bumbu-bumbu romantisnya. Pagi itu kami bercerita banyak hal.

Jam sudah menunjukan pukul 8.00 wita. Waktunya untuk sarapan. Pujaan Hatiku telah menyiapkan hidangan ala kadarnya untuk dinikmati, menunya biasa saja ada nasi, sayur dan tempe tak lupa cabai yang ada di halaman rumahku di eksekusi pagi itu.
"lahap betul makannya. Ini kan baru sarapan" ungkapku ke sahabatku dia pun menjawab "Rasanya enak sekali sudah lama sekali saya tidak makan masakan seperti ini" dan ku jawab "Tentu saja enak. Ini hasil organik lohh... jarang sekali mendapatkan makanan yang tak bercampur dengan bahan kimia, di Indonesia pertanian organik sangat susah untuk di implementasikan oleh petani. Banyak petani yang mengatakan kalo pertanian organik sangat menyusahkan dan mengurangi hasil produksi.. padahal hal itu tentu saja tidak benar. Penyampaian informasi tentang pertanian organik kepada petani masih belum maksimal dan saya yakin ada kekeliruan didalamnya entah cara penyampaiannya atau tentang informasi yang disampaikan itu sendiri". ku akhiri wajahku yang sok serius dan kami pun melanjutkan sarapan kami. Sehabis sarapan sahabatku itu pun istirahat karena kecapean dalam perjalanan.

Sore pun tiba. Angin sepoi-sepoi dan langit yang menguning serasa mengajak untuk ngopi lagi. Kali ini masih berdua sahabatku itu. Ternyata dia masih belum puas tentang percakapan tadi pagi, tiba-tiba dia bertanya "Lalu apa fungsi penyuluh pertanian yang sebenarnya?". dengan perasaan sedikit kaget langsung ku jawab "Mereka di pekerjakan oleh pemerintah.. ya.... untuk membantu  pemerintah lahh" sambil bibirku melebar dikit (senyum tipis-tipis) diapun menjawab "sebenarnya pemerintah ini maunya apa terhadap petani, apa yang mereka harapkan??" akupun tersentak dalam hati "kritis sekali sahabatku ini" akupun memperbaiki cara duduk ku dan ingin mengajak sahabatku ini untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan saat ini  "Begini boy... sekarang penyuluh sebagai orang pertanian yang bertugas untuk memperbaiki pertanian di Indonesia sudah melenceng... mereka yang seharusnya mengajak untuk bercocok tanam secara organik malah menjual pupuk kimia dan pestisida kimia kepada petani, apa gak ironi tuh... mereka yang seharusnya memperbaiki kondisi lahan malah menjadi media untuk merusak kondisi tanah,, coba bayangkan beberapa tahun kemudian jika tanah sudah rusak,,, apa mungkin kita makan plastik?? limbah?? gak kan...". Temanku pun memotong  "terus bagaimana dengan pemerintah." langsung ku sambung "menurutku program-program pemerintah sudah relevan dengan keadaan yang ada di masyarakat namun biasanya ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan situasi, saya rasa ini karena kurangnya pengawasan terhadap program-program yang dibentuk tersebut, disini pemerintah dituntut untuk jeli dan fleksibel dalam mengorganisasikan program yang akan dilaksanakan. Khususnya pemerintah daerah, tentu saja mereka bisa memanfaatkan mahasiswa pertanian yang ber KTP daerahnya untuk melaksanakan programnya karena selain otak yang masih fresh tentu saja kreativitas pemuda tidak ada batasnya,,, mereka bisa berinovasi dalam melaksanakan kegiatan tersebut,,, tapi ini hanya buah pemikiranku saja,, hahahaha". "ahh modus kamu". tanggap my bro... "modus apaan...emang saya masih mahasiswa hahahaha, sekarang mahasiwa pertanian itu turun lapangan 6 bulan sekali loh biasanya sih praktek lapang,, padahal seharusnya mereka kan tempatnya dilapangan...hal ini bisa dimanfaatkan pemerintah daerah untuk bersinergi dengan pihak universitas dalam menjalankan metode pembelajaran tapi apalah daya sekali lagi ini hanya pa'tangngara bagangku alias buah pikir yang abal-abal". dan kami pun tertawa.
Tak terasa kopi kami pun habis dan kami bersiap-siap untuk menyantap makan malam yang akan disiapkan si illong katambi kekasih hati yang tak perna bosan untuk mencintai...
semoga illong katambi selalu berlimpah berkat dan tak perna lupa mengucap syukur...

Bersambung...





Rabu, 11 Oktober 2017

HOME STAY

Ayo kita nginapnya ke home stay!!!!!

jika kamu di Toraja maka home stay yang di maksud adalah sebuah kamar dengan fasilitas tempat tidur dan sebuah kamar mandi yang ada di dalamnya... kadang-kadang juga terdapat AC jika budgetmu memadai...

kemarin saya berkunjung ke Pulau Samosir... di sana kami manfaatkan waktu luang untuk menikmati danau toba, danau yang menjadi destinasi pariwisata... kami di dampingi oleh teman-teman NGO KSPPM Parapat. Kami mengelilingi pulau samosir dengan bermobil... banyak pemandangan indah di sana,, ternyata pulau samosir yang berada dalam danau toba masih memiliki danau yang pemandangannya tak kalah dengan danau toba walaupun agak kecil.. dalam perjalanan mengelilingi pulau samosir kami beristirahat di sebuah desa yang berada di atas ketinggian entahlah tingginya sampai berapa.. hehehe... kami beristirahat di sebuah home stay, awalnya saya berpikir kalo home stay yang dimaksud seperti dengan home stay yang ada di toraja... ternyata tidak,,, home stay yang ada di sana adalah home stay dengan konsep live-in... yaitu tinggal bersama masyarakat,, ya,,, disana home stay nya adalah rumah warga,,, kita menyatu dengan masyarakat setempat... apa yang mereka makan itu juga yang kita makan.... konsep home stay disana mengajarkan kita menyatu dengan masyarakat setempat... kita belajar hidup seperti mereka.

Toraja juga merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah dikenal sampai ke mancanegara,,, banyak wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung ke sana,,, mereka biasanya mengunjungi desa-desa yang mempunyai pemandangan yang indah-indah, seperti lolai dan batutumonga... dan masih banyak lagi.... tapi kita biasanya melupakan hal yang bisa membuat para wisatawan menyatu dengan masyarakat lokal,,, yaitu dengan konsep home stay  yang tinggal bersama warga....

Konsep home stay seperti ini adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk membuat para wisatawan lebih mengenal masyarakat Toraja dan tentu saja bisa berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Masyarakat setempat hanya perlu menyediakan tempat tinggal dan kamar mandi yang bersih  hitung-hitung untuk kebaikan mereka sendiri hehehe.

Saya melihat secara pribadi, keindahan Pariwisata di Toraja selama ini belum berdampak positif terhadap masyarakat setempat hanya sanjungan dan kemacetan yang mereka nikmati. Padahal melihat ketertarikan wisatawan terhadap panorama Toraja bisa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menjadi peluang usaha, namun disini orang dari luar masih bisa menyediakan alat pemenuhan kebutuhan dilokasi wisata maka dari itu dibutuhkan sebuah PERDA/PERDES untuk mengatur apa yang bisa menjadi hak masyarakat setempat di sana.

mungkin tulisan ini hanya sederhana tapi dengan harapan yang besar mudah-mudahan tulisan ini sampai di pengambil kebijakan. hehehe.

Rabu, 27 September 2017

REVOLUSI MENTAL DIBIDANG PERTANIAN

Salam dari penulis, Illong Katambi...

Revolusi Mental...


Revolusi mental pada sektor pertanian dahulunya telah menjadi buah pikiran dari Soeharto yang ingin menjadikan pertanian sebagai mainstreaming dengan inti revolusi mental ialah pemberantasan mafia impor. Saat ini, Jokowi ( Joko Widodo ) dan Jusuf Kalla selaku Presiden dan Wakil Presiden RI kembali mencanangkan revolusi mental tersebut.Penerapan kembali kedisiplinan revolusi mental terutama dalam  bidang pertanian dianggap sangat penting ( krusial ) untuk dilakukan.  Revolusi mental di sektor pertanian  dijadikan sebagai mainstreaming untuk membangun bangsa Indonesia. Selain itu, revolusi mental di sektor pertanian dapat juga dilakukan dengan mengintegrasikan bidang pertanian dengan aspek lain, misalnya infrastruktur.Revolusi mental pada sektor pertanian terutama di Indonesia dapat menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri, bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.  Program – program revolusi mental pada sektor pertanian semua merujuk pada swasembada pangan agar tidak tergantung pada bangsa lain. Contoh progam – program revolusi mental yaitu :
1.      Bebas Impor Pangan
Bangsa atau negara Indonesia dengan jumlah penduduk diatas 100 juta tidak mungkin dapat menjadi berdaulat jika pangannya begantung pada impor. Sehingga harus dilakukan bebas impor pangan yang di dukung dengan peningkatan kapasitas petani, daulat benih petani, pengembangan bank khusus pertanian, koperasi dan UMKM ( Usaha Masyarakat Kecil Menengah ). Selain itu, pertanian juga merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar dibandingkan sektor industri pengolahan, transportasi dan jasa lainnya Hal ini juga dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Di Indonesia, sekitar 39 % tenaga kerjanya bekerja pada sektor pertanian. Jadi bila konsumsi bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, maka ketergantungan impor akan hilang.
2. Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian
Realisasi peningkatan daya saing produk pertanian yang terus disampaikan oleh pemerintah hingga saat ini belum terlihat realisasinya. Contohnya rendahnya produksi pangan karena alat pengolahan pertanian minim dan tidak ramah lingkungan atau masalah lainnya adalah produk impor yang makin lama makin banyak di barengi dengan mutu yang baik. Sehingga jika menginginkan negara Indonesia menjadi negara makmur kuncinya adalah pada daya saing produk. Hal ini bisa ditempuh dengan memperkuat daya saing dengan sentuhan teknologi dan inovasi agar dalam 5 – 10 tahun yang akan datang dapat terealisasikan.
3. Bank Pertanian
Bank pertanian diperlukan untuk membantu pelaku pada sektor pertanian, peternakan maupun perikanan. Bank pertanian ini dapat dipelajari negera maju yang telah menerapkannya seperti China dan Thailand. Landasan dari bank pertanian ini adalah tarikan kredit tidak diberlakukan saat paceklik tetapi melainkan pada saat subur.
4. Hapus Beras Miskin
Program penghapusan subsidi pangan beras untuk rakyat miskin ( raskin ) dilakukan untuk mendidik masyarakat agar tidak memiliki ketergantungan pada pemerintah sehingga menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi. Hal ini dikarenakan subsidi pangan beras untuk rakyat miskin ( raskin ) merupakan warisan pemerintah sekarang yang menjebak rakyat karena dianggap tidak efektif.
5. Hilangkan Subsidi Pupuk
Pemberian subsidi pupuk kepada petani saat ini diyakini hanya membantu atau menolong diawal. Pdahal proses pertanian cukup panjang dan petani sering mengalami kerugian saat akhir proses seperti kerugian produksi, siapa yang akan membeli hasil produksi, bagaimana kalau hasil produksi melimpah. Penghapusan subsidi pupuk akan di ganti dengan subsidi harga. Dalam artian, petani akan mendapat kepastian harga jual sehingga bisa meminimalisirkan kerugian. Kemudian, subsidi pupuk digunakan juga untuk mendidik petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian.


Program – program ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk merapkan kedisiplinan revolusi mental dalam bidang pertanian. 

OFF - SEASON FARMING

Halo....Lama tak Jumpa Sebenarnya Tulisan ini sudah lama di draft... cuma belum sempat aja di post.. Kemarin admin yang satu ngomong...