Pengabdian adalah suatu kerelaan hati dimana kita berbagi dengan sesama... sesunguhnya puncak dari sebuah kekayaan dan kebahagiaan adalah dimana kita bisa saling berbagi...
ini adalah sebuah "NANIAN MELO"
dimana "PENGABDIAN TAK KENAL JENIS KELAMIN"
dan "AGAMA BUKAN BATASAN UNTUK BISA SALING BERBAGI"
Nanian berasal dari sebuah kampung yang warganya sangat ramah dan santun,
Angin-Angin,,, kampung yang terletak di Kabupaten Toraja Utara,,,,
Sejak mendiang ibunya dikuburkan,,, gadis polos ini menjadi pendiam,,,
karenanya sahabat-sahabat se-asramanya sejak masih mengenakan seragam abu-abu
selalu menanyakan kabarnya,,, Nanian adalah seorang mahasiswi fakultas
pertanian dari salah satu Universitas Negeri ternama di Makasar,,, selain
menjadi mahasiswi yang aktif di kampus,, ia juga merupakan kader dari
Persekutuan Mahasiswa Kristen.
Menjadi kader Persekutuan Mahasiswa Kristen, nanian bersama teman-teman
persekutuan selalu menjunjung tinggi Tridharma Perguruan Tinggi poin ketiga
yaitu pengabdian kepada masyarakat,,, setiap tahunnya mereka melaksanakan
program-program yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat dilokasi hasil
kesepakatan bersama dengan panitia pelaksana, seperti ; pemanfaatan potensi
sekitar untuk membuat pestisida nabati, pupuk bokhasi, penghijauan dengan
menanam seribu pohon, dll…..
Nanian sadar betul bahwa memilih fakultas pertanian akan membuat dirinya
selalu berinteraksi dengan petani,,, hingga
pada bulan September tahun lalu,,, ia menyelesaikan studinya,,, sungguh
perjuangan yang luar biasa bagi Nanian sekaligus kesedihan yang mendalam
dikarenakan dihari bahagianya ia tidak didampingi seorang ibu yang sangat ia
sayangi,,,,
Sekitar 2 bulan nanian memasukan lamaran keberbagai lembaga,, akhirnya
ia diterima di salah satu yayasan Kristen yang bergerak dibidang pemberdayaan
petani,,, yayasan ini berkantor pusat di Makasar tempat nanian berdomisili saat
ini,,,, namun lokasi programnya terletak di sebuah kabupaten yang mayoritas
penduduknya adalah muslim,,, awalnya Nanian ragu akan pilihannya karena
dilokasi dimana dia akan berkecimpung, Nanian sama sekali tidak punya sanak
family,,,, akan tetapi pengalaman Nanian berorganisasi membuat ia mudah
berinteraksi dengan orang-orang baru,,, Nanian tahu “kalau kita baik,, orang
juga akan baik padaku” ungkapnya dalam hati .
Seiring berjalannya waktu,,, Nanian sangat menikmati pekerjaannya,,, sorot
matanya yang teduh menggambarkan bahwa ia orang yang penuh rasa peduli,,, aura
keibuan yang ada di wajah polosnya seolah menandakan bahwa ia adalah orang yang
sangat bisa mengayom sekitarnya,,,, bersama dengan petugas lapang lainnya
Nanian mendampingi 40 kelompok tani dimana Nanian bertanggung jawab atas
kemandirian kelompok tani yang di dampinginya, kelompok tani yang didampingi
Nanian adalah kelompok tani non pemerintah yang dibentuk oleh yayasan sebelum
Nanian masuk menjadi petugas lapang. Dilokasi program tempat Nanian mengabdi
terdapat kelompok tani buatan pemerintah yang mempunyai akses untuk mendapatkan
bantuan saprodi dengan mengajukan RDKK yang disetujui oleh PPL setempat, sedangkan
Kelompok tani dampingan yayasan harus dituntut untuk mandiri sendiri tanpa
campur tangan pemerintah,,, sebelum membentuk kelompok tani,,, yayasan terlebih
dahulu melakukan “Need Assessment” sehingga
yayasan mengumpulkan semua petani yang tidak mempunyai akses untuk mendapatkan
haknya dari pemerintah,,, dan di kelompokan menurut klasifikasi lokasi,,,
setiap anggota kelompok tani yang terbentuk mempunyai rumah yang
berdekatan atau minimal terletak di desa yang sama…
Secercah harapan untuk memiliki inovasi pertanian sebagai penguatan
kelompok secara mandiri akhirnya dapat terlihat,,, setelah sebelumnya berhasil
membangun ikatan emosional dari segenap anggota,,, setiap kelompok tani
dampingan yayasan mempunyai dana kelompok yang dikelolah oleh anggota kelompok
itu sendiri,,, dimana tiap-tiap anggota berhak untuk memanfaatkan dana
kelompok,,, akan tetapi karena dana kelompok yang masiih sangat terbatas maka
Nanian menyampaikan informasi tentang skala prioritas,,,, tentu saja penentuan
skala prioritas di musyawarahkan bersama dengan anggota kelompok,,,, Nanian
sangat mengerti dengan keterbukaan,, sehingga dia mengajak anggota kelompok
dampingan bagaimana untuk TERBUKA kepada anggota lainnya,,, selain keterbukaan
nanian juga berdiskusi bersama anggota kelompok tentang pentingnya KEPERCAYAAN DAN KEJUJURAN SEBAGAI MODAL SOSIAL DALAM BERMASYARAKAT,, Nanian menekankan
bahwa kelompok tani milik anggota adalah sebuah keluarga, sebuah rumah,,,
tempat untuk pulang… kemanapun akan pergi pasti selalu kembali ke rumah.