Rabu, 18 Oktober 2017

NYANYIAN DARI DESA

Kulihat embun pagi membasahi tanaman cabeku dari halaman depan rumahku tempat biasa aku seruput kopi pahit buatan kekasihku yang menjadi rutinitasku setiap pagi, tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seseorang dengan tentengan tas besar di tangan kirinya datang kearahku, ternyata dia adalah sahabatku semasa kuliah dulu, kami sama-sama menuntut ilmu di perguruan tinggi yang sama namun berada di fakultas yang berbeda, dan langsung ku peluk erat sahabatku itu. Sudah 7 tahun kami tak bertemu, setelah selesai kuliah dia langsung terbang ke Papua sana untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai kontraktor. Semasa kuliah dulu.. dia adalah anak yang sangat  pemalas, bangunnya kesorean karena tidurnya kepagian, tidak pernah cuci piring, apalagi cuci baju, entah kenapa dia bisa mendapat ijazah S1 nya. 7 tahun tak bertemu namun kabarnya tak pernah hilang, sekarang kalau mengingini sesuatu dia bisa mendapatkannya sehingga saya berpikir kalau IPK yang anjlok dan kebiasaan yang buruk saat kuliah bukanlah penghalang untuk menjadi sukses, tentu saja sukses yang kumaksud adalah punya banyak uang.

langsung ku ambil kursi kayu yang kubuat minggu lalu agar dia bisa menemaniku seruput kopi yang tinggal setengah gelas ini dan ya... sebuah kopi lagi dari dapur buat tamu istimewaku. ku tanya pun kabarnya dan anak istrinya yang tak sempat menemaninya saat berkunjung ke gubukku untuk membuka percakapan, namun dibenakku tak sabar aku untuk bernostalgia dengan dia, kehidupan dimasa lalu memang sangat indah dikenang apalagi dengan bumbu-bumbu romantisnya. Pagi itu kami bercerita banyak hal.

Jam sudah menunjukan pukul 8.00 wita. Waktunya untuk sarapan. Pujaan Hatiku telah menyiapkan hidangan ala kadarnya untuk dinikmati, menunya biasa saja ada nasi, sayur dan tempe tak lupa cabai yang ada di halaman rumahku di eksekusi pagi itu.
"lahap betul makannya. Ini kan baru sarapan" ungkapku ke sahabatku dia pun menjawab "Rasanya enak sekali sudah lama sekali saya tidak makan masakan seperti ini" dan ku jawab "Tentu saja enak. Ini hasil organik lohh... jarang sekali mendapatkan makanan yang tak bercampur dengan bahan kimia, di Indonesia pertanian organik sangat susah untuk di implementasikan oleh petani. Banyak petani yang mengatakan kalo pertanian organik sangat menyusahkan dan mengurangi hasil produksi.. padahal hal itu tentu saja tidak benar. Penyampaian informasi tentang pertanian organik kepada petani masih belum maksimal dan saya yakin ada kekeliruan didalamnya entah cara penyampaiannya atau tentang informasi yang disampaikan itu sendiri". ku akhiri wajahku yang sok serius dan kami pun melanjutkan sarapan kami. Sehabis sarapan sahabatku itu pun istirahat karena kecapean dalam perjalanan.

Sore pun tiba. Angin sepoi-sepoi dan langit yang menguning serasa mengajak untuk ngopi lagi. Kali ini masih berdua sahabatku itu. Ternyata dia masih belum puas tentang percakapan tadi pagi, tiba-tiba dia bertanya "Lalu apa fungsi penyuluh pertanian yang sebenarnya?". dengan perasaan sedikit kaget langsung ku jawab "Mereka di pekerjakan oleh pemerintah.. ya.... untuk membantu  pemerintah lahh" sambil bibirku melebar dikit (senyum tipis-tipis) diapun menjawab "sebenarnya pemerintah ini maunya apa terhadap petani, apa yang mereka harapkan??" akupun tersentak dalam hati "kritis sekali sahabatku ini" akupun memperbaiki cara duduk ku dan ingin mengajak sahabatku ini untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan saat ini  "Begini boy... sekarang penyuluh sebagai orang pertanian yang bertugas untuk memperbaiki pertanian di Indonesia sudah melenceng... mereka yang seharusnya mengajak untuk bercocok tanam secara organik malah menjual pupuk kimia dan pestisida kimia kepada petani, apa gak ironi tuh... mereka yang seharusnya memperbaiki kondisi lahan malah menjadi media untuk merusak kondisi tanah,, coba bayangkan beberapa tahun kemudian jika tanah sudah rusak,,, apa mungkin kita makan plastik?? limbah?? gak kan...". Temanku pun memotong  "terus bagaimana dengan pemerintah." langsung ku sambung "menurutku program-program pemerintah sudah relevan dengan keadaan yang ada di masyarakat namun biasanya ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan situasi, saya rasa ini karena kurangnya pengawasan terhadap program-program yang dibentuk tersebut, disini pemerintah dituntut untuk jeli dan fleksibel dalam mengorganisasikan program yang akan dilaksanakan. Khususnya pemerintah daerah, tentu saja mereka bisa memanfaatkan mahasiswa pertanian yang ber KTP daerahnya untuk melaksanakan programnya karena selain otak yang masih fresh tentu saja kreativitas pemuda tidak ada batasnya,,, mereka bisa berinovasi dalam melaksanakan kegiatan tersebut,,, tapi ini hanya buah pemikiranku saja,, hahahaha". "ahh modus kamu". tanggap my bro... "modus apaan...emang saya masih mahasiswa hahahaha, sekarang mahasiwa pertanian itu turun lapangan 6 bulan sekali loh biasanya sih praktek lapang,, padahal seharusnya mereka kan tempatnya dilapangan...hal ini bisa dimanfaatkan pemerintah daerah untuk bersinergi dengan pihak universitas dalam menjalankan metode pembelajaran tapi apalah daya sekali lagi ini hanya pa'tangngara bagangku alias buah pikir yang abal-abal". dan kami pun tertawa.
Tak terasa kopi kami pun habis dan kami bersiap-siap untuk menyantap makan malam yang akan disiapkan si illong katambi kekasih hati yang tak perna bosan untuk mencintai...
semoga illong katambi selalu berlimpah berkat dan tak perna lupa mengucap syukur...

Bersambung...





2 komentar:

OFF - SEASON FARMING

Halo....Lama tak Jumpa Sebenarnya Tulisan ini sudah lama di draft... cuma belum sempat aja di post.. Kemarin admin yang satu ngomong...